Tugas Softskill bab I
NAMA : AJENG YURIKE HADI
KELAS : 4EB30
NPM : 20214666
KELAS : 4EB30
NPM : 20214666
BAB
I
PENDAHULUAN ETIKA SEBAGAI TINJAUAN
1. Pengertian etika
Kata etika memiliki beberapa makna, Webster’s Collegiate Dictionary yang dikutip
oleh Ronald Duska dalam buku Accounting Ethics memberi empat makna dasar dari kata
etika, yaitu:
· Suatu disiplin terhadap apa yang baik
dan buruk dan dengan tugas moral serta kewajiban.
·
Seperangkat prinsip-prinsip moral atau
nilai-nilai
·
Sebuah teori atau sistem atas
nilai-nilai moral
·
Prinsip atas pengaturan prilaku suatu
individu atau kelompok
Sedangkan
menurut Bertens etika
dapat juga didefinisikan
sebagai nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Dari pengertian diatas
mengisyaratkan bahwa etika memiliki peranan penting dalam melegitimasi segala
perbuatan dan tindakan yang dilihat dari sudut pandang moralitas yang telah
disepakati oleh masyarakat. Dalam prakteknya, terkadang penerapan nilai etika
hanya dilakukan sebatas persetujuan atas standar moral yang telah disepakati
untuk tidak dilanggar. Norma moral yang menjadi standar masyarakat untuk
menentukan baik buruknya perilaku dan tindakan seseorang, terkadang hanya
dianggap suatu aturan yang disetujui bersama tanpa dipertimbangkan mengapa
aturan-aturan moral tersebut harus kita patuhi. Untuk itu, pemikiran-pemikiran
yang lebih mendalam mengenai alasan-alasan mengapa kita perlu berperilaku yang
etis sesuai dengan norma-norma moral yang telah disepakati, melahirkan suatu
bentuk teori etika yang menyediakan kerangka untuk memastikan benar tidaknya
keputusan moral kita.
Beberapa alasan mempelajari etika menurut Ronald
Duska :
1.
Beberapa kepercayaan moral yang
dipegang mungkin tidak cukup karena itu hanya kepercayaan sederhana tentang
isu-isu komplek. Pelajaran etika dapat membantu seseorang memecahkan isu yang
komplek tersebut, dengan melihat apa yang prinsip-prinsip katakan tentang kasus
itu.
2.
Etika dapat menyediakan pengertian yang
mendalam bagaimana menimbang dan memutuskan terhadap konflik prinsip dan
menunjukan mengapa tindakan tertentu lebih dibutuhkan dari pada yang lain.
3.
Cerminan etika dapat membuat kita lebih
berpengetahuan dan teliti dalam masalah-masalah moral.
4.
Alasan yang penting untuk mempelajari
etika adalah untuk mengerti keadaan dan mengapa opini-opini kita berharga.
Contohnya ketika tanggung jawab ke keluarga berbenturan dengan tanggung jawab
kita terhadap pekerjaan dan bagaimana jalan keluarnya.
5.
Alasan terakhir dalam mempelajari etika
adalah untuk belajar mengidentifikasi prinsip-prinsip dasar etika yang dapat
diaplikasikan pada tindakan.
Tujuan
etika adalah untuk membina watak-watak dan mental sesorang agar menjadi manusia
yang baik, lahir dan batin. Etika lebih penting dari hukum, karena bagimanapun
lengkapnya hukum, tanpa adanya etika maka orang akan menemukan celah-celah
hukum tersebut.
2. Prinsip-Prinsip Etika
Secara
umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik sesungguhnya tidak
bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia, dan prinsip-prinsip ini
sangat erat terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing
masyarakat.
Sonny
Keraf (1998) menjelaskan, bahwa prinsip etika bisnis sebagai berikut :
·
Prinsip
otonomi : adalah sikap dan kemampuan manusia
untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa
yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
·
Prinsip
kejujuran : Terdapat
tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis
tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas
kejujuran.
Pertama, jujur dalam pemenuhan
syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran
barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur
dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
·
Prinsip
keadilan : menuntut agar setiap orang
diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria
yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
·
Prinsip
saling menguntungkan
(mutual benefit principle) : menuntut
agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
·
Prinsip
integritas moral : terutama dihayati sebagai tuntutan
internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan
bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan/orang-orangnya maupun
perusahaannya.
3. Basis Teori Etika
a. Etika Teleologi
dari kata Yunani, telos
= tujuan, Mengukur baik buruknya
suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau
berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi :
·
Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah
bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi
dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang
adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Egoisme ini baru
menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadihedonistis, yaitu ketika
kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai
kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
·
Utilitarianisme
berasal dari bahasa latin
utilis yang berarti “bermanfaat”.
Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi
manfaat itu harus menyangkut bukan saja
satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka
pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu
perbuatan adalah “the greatest happiness
of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang
terbesar.
b. Deontologi
Istilah deontologi berasal dari
kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban. ‘Mengapa
perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’,
deontologi menjawab: ‘karena perbuatan
pertama menjadi kewajiban kita dan
karena perbuatan kedua dilarang’. Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan
adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama,
sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.
c.
Teori
Hak
Dalam pemikiran moral dewasa
ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk
mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori Hak
merupakan suatu aspek dari teori
deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua
sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat
semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran
demokratis.
d. Teori Keutamaan
(Virtue)
Memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan
apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan
sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan
sebagai berikut, disposisi watak
yang telah diperoleh seseorang
dan memungkinkan dia untuk bertingkah
laku baik secara moral.
Contoh keutamaan : Kebijaksanaan, Keadilan, Suka bekerja
keras, dan Hidup yang baik.
4. Egoism
Egoisme merupakan suatu bentuk
ketidakadilan kepada orang lain. Ada dua konsep yang berhubungan dengan egoisme,
yaitu - Egoisme Psikologis, adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri (self servis). Menurut teori ini, tidak ada tindakan yang sesungguhnya bersifat altruisme, yaitu suatu tindakan yang peduli pada orang lain atau mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan dirinya.
- Egoisme Etis, adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self interest).
Egoisme bisa baik secara moral tapi bisa
juga tidak. Baik, kalau tujuan yang di maksud adalah kebahagiaan yaitu dalam
arti kepenuhan hidup karena perwujudan seluruh potensi dirinya. Namun
sebaliknya, egoisme dapat menjadi negatif ketika yang ditekankan
hanyalah kenikmatan lahiriah belaka, apalagi kenikmatan lahiriah itu dicapai
dengan mengorbankan hak dan kepentingan orang lain (Sonny Keraf, 1998 : 28).
Sumber : Duska, Ronald F. And Brenda Shay Duska,
Accounting Ethis, 2003.
Sony Keraf, Etika Bisnis : Tuntutan dan
Relevansinya, Kanisius, 1998.
Komentar
Posting Komentar